Selasa, 18 Maret 2014

Infeksi Vagina: Dampak dan Gejalanya

Setiap pasangan pengantin yang baru menikah tentunya ingin cepat-cepat mendapatkan keturunan. Tapi tak jarang banyak wanita yang merasa ketakutan tidak dapat hamil atau sulit mendapatkan keturunan, terlebih lagi untuk pasangan yang sudah lama menikah. Pikiran negatif mengenai berbagai macam penyakit yang dapat menyerang rahim pun mulai membayang-bayangi para wanita, salah satunya adalah infeksi vagina. Infeksi vagina terbagi dari dua, yaitu infeksi vagina nonspesifik dan spesifik. Penyebabnya pun berbeda-beda. Infeksi vagina nonspesifik disebabkan oleh bakteri dan kuman-kuman. Sementara infeksi vagina spesifik disebabkan oleh virus, parasit karena berhubungan seksual dan juga kuman, seperti coccus yaitu bakteri yang berbentuk oval atau bulat. Saat Anda menderita infeksi vagina jangan pernah dianggap enteng karena banyak dampak yang akan Anda alami. Berikut ini dampak-dampak yang akan Anda alami saat Anda menderita infeksi vagina: 1. Jika Anda terkena infeksi vagina sebelum hamil. Biasanya Anda akan mengalami kesulitan hamil. 2. Jika Anda terkena saat hamil, maka Anda biasanya akan mengalami keguguran yang terjadi pada trimester pertama kehamilan. 3. Tapi jika Anda terkena infeksi saat hamil dan tidak mengalami keguguran, infeksi tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan janin, seperti otak tidak berkembang, tempurung tengkorak tidak terbentuk, saluran pencernaan terkena infeksi, dan lainnya. 4. Mengalami kelahiran prematur juga dapat terjadi pada Anda. Nah, sebelum Anda mengalami hal-hal tersebut sebaiknya Anda dapat mengetahui seperti apa gejala atau tanda yang timbul dari infeksi vagina. Seperti dibawah ini: 1. Mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan 2. Timbul rasa gatal di sekitar vagina 3. Ada bintik-bintik seperti biang keringat di daerah vagina 4. Gejala awal biasanya Anda akan mengalami keputihan. Namun saat Anda mengalami keputihan bukan berarti Anda juga mengalami infeksi vagina. Saat Anda mengalami tanda-tanda tersebut sebaiknya Anda segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

 
eXTReMe Tracker